aku bangun dengan enggan
terjebak dengan rutinitas hidup yang membingungkan
ku tersenyum pada udara pagi yang panas
berharap bersama asap polusi
engkau membalas senyumku,
ku sapa hujan yang tak jadi datang
sambil terus berharap "dia" menerima
isyarat damaiku
aku bernyanyi dalam sepi
berteriak dalam diam
manghiba dalam ratapan.
ku hitung mundur hari yang telah lalu
tapi, tetap saja sia - sia
tidak mengubah segala yang ada...
remuk redam raga ini,
aku terus menghacurkan kepingan itu...
ku pejamkan mata, menyulut suatu fatamorgana
ku lihat dian-ku tetap menyala
membakar kepingan raga
terjebak dengan rutinitas hidup yang membingungkan
ku tersenyum pada udara pagi yang panas
berharap bersama asap polusi
engkau membalas senyumku,
ku sapa hujan yang tak jadi datang
sambil terus berharap "dia" menerima
isyarat damaiku
aku bernyanyi dalam sepi
berteriak dalam diam
manghiba dalam ratapan.
ku hitung mundur hari yang telah lalu
tapi, tetap saja sia - sia
tidak mengubah segala yang ada...
remuk redam raga ini,
aku terus menghacurkan kepingan itu...
ku pejamkan mata, menyulut suatu fatamorgana
ku lihat dian-ku tetap menyala
membakar kepingan raga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar