Ekor-ekor mata menatap dengan siksa,
bergerak dengan ritme tak beraturan,
saling berbenturan,
seperti molekul-molekul dalam satu dimensi,
dengan macam kepentingan,
saling menendang tanpa kepedulian.
Adalah kaum marjinal,
entah apa namanya,...
hazara, paria, amharetz, jelata... afro.
menambah panjang urutan dalam jender baru,
maha karya tangan 'tuhan'
Ahimsa... utopis?
hentikan!
lukaku berkarat-karat,
apakah kau ingin menjadi Dewa,
mahluk tamak yang tidak mau membagi kekutan
dengan manusia.
apakah kau tahu,
mengapa 'dewa' padam?
karena 'dewa' tidak punya 'cawan'!
Rawamangun, 25 Desember 2008
bergerak dengan ritme tak beraturan,
saling berbenturan,
seperti molekul-molekul dalam satu dimensi,
dengan macam kepentingan,
saling menendang tanpa kepedulian.
Adalah kaum marjinal,
entah apa namanya,...
hazara, paria, amharetz, jelata... afro.
menambah panjang urutan dalam jender baru,
maha karya tangan 'tuhan'
Ahimsa... utopis?
hentikan!
lukaku berkarat-karat,
apakah kau ingin menjadi Dewa,
mahluk tamak yang tidak mau membagi kekutan
dengan manusia.
apakah kau tahu,
mengapa 'dewa' padam?
karena 'dewa' tidak punya 'cawan'!
Rawamangun, 25 Desember 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar