3 Jun 2009
pagi hari di jakarta
laki-laki setengah baya dengan celana lusuh,
matanya nanar,
menatap robot-robot kotak berasap....
dengan suara deru mesin,
leher terjulur memperhatikan angka-angka,
di depan kepala robot-robot kotak beroda.
perempuan setengah baya sibuk memasang wajah sengsara,
busana seadanya sebagai senjata....
lubang disana-sini dengan jahitan sekedarnya,
sesekali tangan menengadah, menunggu uluran
si tuan dan nyonya.
laki-laki kecil dan perempuan-perempuan kecil telanjang kaki,
sekonyong-konyong mereka berlari ketika lampu menyala merah,
berteriak dengan suara sumbang,
mengelap kaca mobil tuan dan nyonya.
aku, perempuan hanya mampu menyaksikan,
tanpa mampu berbuat... tanpa bisa berucap....
hanya merenung sejenak,
lalu ku lanjutkan perjalanan.
(gambar ini aku comot dari http://jonathansofian.wordpress.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kadang hati kita gak bisa memungkiri
BalasHapusbahwa masih banyak kemiskinan di negeri ini
kemiskinan adalah sebuah kewajaran disini, karena jumlahnya lebih banyak ... kekeke
BalasHapusNice posting. Begitulah kalau kemiskinan sudah bertahta di jiwa, bukannya bangkit dan berjuang memeranginya, malah sibuk memamerkannya, jadi jualan. Masih banyak pe-er kita ya eden.
BalasHapusfakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh..........??? Trus sapa yang salah?!
BalasHapusYang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. neh jamannya uang cetak uang hmmmmm
BalasHapus#jengsri: makasih pujiannya, maaf yah jeng aku belum sempet nengok blok mbak jeng sri.
BalasHapus#itik dan suryaden: betul banget itik. kok wajar mas suryaden? kenapa????.
#newsoul: bener mbak, bahkan aku sendiri yang seharusnya berteriak menentang ketidak adilan ini hanya mampu merenung sejenak.... ironis banget ya, otak aku dangkalllllll.
#yans: .....negara, seharusnya tanggung jawab negara say, tapi kalo nunggu top-up, kapan geraknya.... sekali-kali sistem button-up perlu penerapan.
edylaw: mari cetak uang sebanyak2nya....
Lanjutkan...kemiskinan.....weekk kebalik yak...?
BalasHapusSelanjutnya kitalah yg membandtu mereka..
BalasHapus