28 Apr 2008

Kecoak dan Rumput Liar

Kecoak dan rumput liar, keduanya merupakan perwakilan dari jenis binatang dan tumbuhan. Kita tidak membeicarakan family, ordo ataupun genusnya akan tetapi marilah kita refleksikan dalam kehidupan dan terapkan dalam hidup dengan semangat “mereka”.

Kecoak, siapa yang tidak tahu jenis binatang aneh ini dari benua satu ke benua lainnya warna dan bentuk khas dari mahluk aneh ini relative sama. Mahluk ini bentuknya tidak menarik, bahkan menurut pandapat aku secara pribadi mahluk ini adalah suatu anomaly di dunia. Kecoak hidup termarginalkan, mereka tidak protes hidup di selokan, kadang kita jumpai di kloset dan terutama di tempat – tampat yang tidak terawat.

Kecoak dalam keadaan apa – pun mampu bertahan hidup dan beranak – pinak dengan cepat, padahal dalam proses perkembangannya betina pada masa kawin harus rela tubuhnya tertusuk – tusuk dan luka – luka dengan kata lain makin banyak luka di tubuh betina semakin besar kesempatan untuk berkembang dan melestarikan jenisnya. Tahukah kawan, kecoak mampu bertahan hidup walaupun anggota badan “diamputasi’, bahkan ketika kepala lepas dari badan mahluk ini masih bisa bertahan hidup 2 minggu dan akan mati ketika tidak ada suplay makanan kedalam tubuh.

Semangat hidup kecoak inilah yang saharusnya kita adopsi, gigih, kuat, tidak ketergantungan dan pantang menyerah. Kecoak adalah mahluk anomaly yang sangat optimis bertahan hidup, walaupun semua orang mati – matian membasmi dan jijik, mereka tetap semangat bertahan hidup bagaimanapun caranya walaupun dalam kedaan yang tidak memungkinkan tetap optimis untuk hidup. Nah seharusnya kitapun harus berbuat sama jangan sampai kalah sama kecoak.

Kawan pernahkan mendengar berita tentang tukang becak yang membakar becak miliknya. Padahal dari becak itu sumber utama penghasilannya hanya karena hari itu ban becaknya bocor sampai 5 kali dan karena kesal tidak punya uang becak tersebut dibakar… ironis sekali buka. Seandainya kita menerapkan semangat hidup kecoak yang pantang menyerah, hal tersebut dapat dihindarkan. Kita harus bertahan hidup walaupun semua orang berusaha unruk “menekan” kita, itulah salah satu upaya agar eksistensi kita diakui oleh orang lain, kita harus resisten manghadapi rintangan untuk mencapai esensi hidup.

Lantas ada apa dengan rumpuat liar? Tahukah kawan semangat hidup rumput liar sangat luar biasa. Ketika musim hujan maka akan tumbuh hijau subur layaknya permadani, dan ternak kita makan dengan kenyang bahkan belalangpun ikut berpesta. Kemudian manusia berusaha “menghancurkan etnisnya” dengan pestistisida atau apapun jenisnya ataupun racun kinia ditambah lagi dengan datangnya musim panas, meranggaslah sudah daun hijaunya, layu, kuning dan kering. Tapi tahukah kawan, dibalik akar serabutnya rumput tersebut menyimpa kehidupan untuk musim depan, dalam bonggol akarnya terdapat investasi kehidupan yang sangat berharga.

Ketika musim hujan berikutnya datang mungkin bagi jenis tumbuhan lain ada yang mati dan tidak mampu bertahan hidup, tapi rumput liar ini sangat luar biasa dan sangat cepat reaksinya terhadap air hujan sehingga kembali membentuk “permadani hijau yang tebal”, akhirnya ternak makan dengan kenyang, belalangpun ikut berpesta diatas daun hijaunya.

Kawan, jika kita refleksikan rumput liar tadi dalam kehidupan, maka segeralah bangkit dari masalah dan segeralah tumbuh berkembang, kita tidak perlu melihat latar belakang karena latar belakang bukan penentu kehidupan tetapi esensi kitalah dasar penetu kehidupan. Kita jangan berlarut – larut dalam kesedihan masa lalu tapi segeralah bangkit, buanglah sabotase pembenaran yang yang mambawa kita semakin larut dalam kesedihan masa lalu. Marilah kita bangkit bersama, menata kehidupan yang lebih baik, mari menjadi teman yang saling mengingatkan, belajar dari masa lalu serta jadikan tindkan dan perbuatan sebagai cerminan diri. Tetap optimis mari kita melangkah bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar