Asap hitam melukiskan jelaga kelam, kekal
menggantung dengan sombong tepat diujung langit
kupu hitam - putih terbang disekitar*, menukik
mencium ujung kaki lukisan jelaga
tawa semakin lebar penuh kekuatan
bersendawa keras, sebagai simbol penindasan
dian tak lagi temaram perlahan
beringsut menyusut
telanjang dan menggigil teronggok bagai
daging mati
Aku telah lupa akan sakit, malu dan harga diri
satu hal yang harus Aku lakukan,
membuat sang 'Tuan ' senang
gerimis hari inipun tak membuat jelaga
memburam, tetap keras batu karang
kristal air melubangi karang
tapi Aku belum siap terjaga. Aku terbiasa
dengan keadaan. mendarah daging
gerimis menderas mengundang badai
karang tenggelam oleh bah-Nya,
lukisan luntur melelehkan tinta - tinta kelam.
Aku meraung dalam pekat
Kuciumi seragam kebesaranmu
kutempatkan diatas kepalaku,
'Tuan' hamba ikhlas mengabdi padamu
hamba rindu menjadi jongosmu.
*dikutip dari lagu Iwan Fals "kupu hitam putih"
menggantung dengan sombong tepat diujung langit
kupu hitam - putih terbang disekitar*, menukik
mencium ujung kaki lukisan jelaga
tawa semakin lebar penuh kekuatan
bersendawa keras, sebagai simbol penindasan
dian tak lagi temaram perlahan
beringsut menyusut
telanjang dan menggigil teronggok bagai
daging mati
Aku telah lupa akan sakit, malu dan harga diri
satu hal yang harus Aku lakukan,
membuat sang 'Tuan ' senang
gerimis hari inipun tak membuat jelaga
memburam, tetap keras batu karang
kristal air melubangi karang
tapi Aku belum siap terjaga. Aku terbiasa
dengan keadaan. mendarah daging
gerimis menderas mengundang badai
karang tenggelam oleh bah-Nya,
lukisan luntur melelehkan tinta - tinta kelam.
Aku meraung dalam pekat
Kuciumi seragam kebesaranmu
kutempatkan diatas kepalaku,
'Tuan' hamba ikhlas mengabdi padamu
hamba rindu menjadi jongosmu.
*dikutip dari lagu Iwan Fals "kupu hitam putih"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar