lis...
entah setan apa yang berkelebat masuk,
menggelitik ruang hampa,
tiba-tiba sakit menusuk senyum
aku tak tahu dari mana arah serangan
bayangmu berkelebat,
aku pikir hanya bayang-bayang imajiku...
yang membentuk asap ragamu,
ooh... tidak ini boneka imajiner ciptaanku.
lis...
kau tahu, seperti apa aku sekarang?
ah... sudahlah itu tak ada untungnya buatmu...
lis...
detik ini, aku bercumbu dengan imajinermu,
merinding, saat kau bilang "cukup kita yang tahu",
dan apa jawabku... aku hanya mengangguk setuju,
entah mengapa tubuhku meringan,
aku dan kamu makin melayang,
tiba-tiba palu godam menghantam bayang...
lis...
mengapa nin ada dipelukmu...
apa kau mengujiku?
tak perlu ragu, untuk saat ini aku sayang kamu,
lis ... mengapa kau mengulum nin dengan cara yang sama seperti mengulumku,
dan haruskah nin menggigit lehermu...
lis... kau tahu apa yang harus aku lakukan?,
aku memaafkanmu.
nin sandiwara apa yang kau mainkan,
hatiku sakit, walau tak berdarah.
lis... aku masih mau memaafkanmu,
aku ingat pesanmu "cukup kita yang tahu"
lis... ragamu makin melarut,
menyatu dalam labirin tanpa sekat,
kau tahu?
lima bulan aku masih menunggu,
berharap kau merujuk rayu.
lis...
susah payah ku patri asa,
sudahlah, lima bulan terlalu lama bagiku untuk menunggu!
usahlah kau merenda harap,
terlalu lama rasa ini berkarat,
lis... maaf, cumbumu tak mampu menjerat!.
perlu keberanian aku tulis pengakuan ini, memang bodoh... but thank.
Jakarta, Juli 2008.
wah..kayaknya ini pengakuan yang tulus..tapi tak mengapa....
BalasHapussegalanya mesti tulus dan jujur...
itu lebih baik
thanks boykesn...
BalasHapussering-sering yah kasih coment, biar yang aku tulis lebih bermutu lagi.
bagaimana kalau boleh saya sarankan kasi shoutmix..kan bisa lebih interaktif..he..he..
BalasHapusbagus bgt sarannya... tapi gaptek neg,...
BalasHapusjadi malu