5 Mei 2009
Untukmu Perempuan
Aku datang tanpa mengetuk
Bukan aku tak santun
Tapi pintumu yang terlalu terbuka
Dengan sengaja aku mencoba menyelinap
Mencari sesuatu yang tersembunyi
Aku melihat ia berlari
Mengejar mimpi-mimpi yang mungkin lebih berarti
Sembari berpaling
Menatap hidup yang pernah ia jajaki
Seperti bidadari yang tersesat
Dalam kepalsuan
Di lorong-lorong Jakarta
Bersama laki-laki kecil kumal mencibir sinis pada dunia
Perempuan itu, Bidadari dan Kecoa
Hidup dalam satu wadah kumuh.
Ia berdiri, dan sesekali jiwanya meraung
Bersama perempuan tua ia menanti
Keindahan imaji
Hadir dalam cawan Kehidupan.
(puisi ini di tulis Yans A. kawan FB, setelah baca blog aku, makasih ya)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
semoga damailah hidupnya...
BalasHapusMbak..jadi perempuan mungkin gak boleh terlalu terbuka ya..
BalasHapushatinya terlalu gampang ditebak gitu
jadi cowo merasa gak ada tantangan
menarik...makasih dah mampir
BalasHapussalam kenal
keren puisinya....
BalasHapuswuiih kata2nya pujangga banget
BalasHapussalut deh,,,,
sepanjng prjlanan hdup byk hal yg memng tidk mmpu dimngerti, sma halnya waktu bgi mreka yg terlhat tetpi tak dirsakan...
BalasHapusperwakilan si penulis makasih untuk suryaden, itik bali, ^3^, pandu, nyubi dan kulihat ku dengar ku rasakan...
BalasHapusitik bali: emang terlalu terbuka ya? wah jadi malu nih ketahuan isi hatinya hehehe
Wooooow...bagus banget kok menurutku eden..!
BalasHapus