5 Mei 2009

Untukmu Perempuan


Aku datang tanpa mengetuk
Bukan aku tak santun
Tapi pintumu yang terlalu terbuka
Dengan sengaja aku mencoba menyelinap
Mencari sesuatu yang tersembunyi

Aku melihat ia berlari
Mengejar mimpi-mimpi yang mungkin lebih berarti
Sembari berpaling
Menatap hidup yang pernah ia jajaki

Seperti bidadari yang tersesat
Dalam kepalsuan
Di lorong-lorong Jakarta
Bersama laki-laki kecil kumal mencibir sinis pada dunia

Perempuan itu, Bidadari dan Kecoa
Hidup dalam satu wadah kumuh.
Ia berdiri, dan sesekali jiwanya meraung
Bersama perempuan tua ia menanti
Keindahan imaji
Hadir dalam cawan Kehidupan.


(puisi ini di tulis Yans A. kawan FB, setelah baca blog aku, makasih ya)

8 komentar:

  1. semoga damailah hidupnya...

    BalasHapus
  2. Mbak..jadi perempuan mungkin gak boleh terlalu terbuka ya..
    hatinya terlalu gampang ditebak gitu
    jadi cowo merasa gak ada tantangan

    BalasHapus
  3. menarik...makasih dah mampir
    salam kenal

    BalasHapus
  4. wuiih kata2nya pujangga banget
    salut deh,,,,

    BalasHapus
  5. sepanjng prjlanan hdup byk hal yg memng tidk mmpu dimngerti, sma halnya waktu bgi mreka yg terlhat tetpi tak dirsakan...

    BalasHapus
  6. perwakilan si penulis makasih untuk suryaden, itik bali, ^3^, pandu, nyubi dan kulihat ku dengar ku rasakan...

    itik bali: emang terlalu terbuka ya? wah jadi malu nih ketahuan isi hatinya hehehe

    BalasHapus
  7. Wooooow...bagus banget kok menurutku eden..!

    BalasHapus