lorong-lorong gelap Jakarta
paradoks bersetubuh dengan kepalsuan,
tangan-tangan menggapai,
manusia, anjing, kucing, tikus dan kecoa hidup
dalam satu wadah - kumuh.
debu saling silang dengan asap kendaraan,
mereka berupaya saling menunjukan taring,
pada celah gang buntu,
laki-laki kecil kumal mencibir sinis pada dunia,
"aku hanya butuh lem ini!"
mengapa hitam harus kelam?
dan putih terlalu jijik membagi ruang,
laki-laki kecil makin larut,
kini telah berselingkuh...
kedua tangan mengelus diantara selangkangan
"sudah cukup, jangan katakan aku tidak bermoral,
aku tidak merugikan kalian!".
wew anak siapa tuh...hehehe..
BalasHapustak ada yang peduli dengan mereka, hanya nasib saja yang masih bertahan bersama harapan masa depan..
amiiin...
BalasHapusmoga mereka bisa tetap bertahan.
anak2 yang terbuang..
BalasHapuscoba bersandar pada malam
yg tak kunjung beri harapan...
aku kok agak dong dong ya sama puisi
BalasHapuskalo gak salah artinya
penyesalan seorang lelaki yang berselingkuh
bener gak?
Tisti; moga aja mereka tetap bertahan dalam kerasnya jakarta. makasih udah mau mampir di blog aku dan makasih banget udah mau kasih koment...tak tunggu saran dan kritiknya.
BalasHapusItik bali; maksudnya bukan tentang perselingkuhan...aku bilang laki-laki kecil sebagai kata ganti anak kecil, mengapa? karena mereka dituntut harus mampu menghidupi diri sendiri...dan aku bilang mengapa gelap harus kelam, karena ada 'golongan tertentu' yang mengatakan mereka tidak bermoral, bla bla bla... ngertikan maksudnya.
ditunggu kritik dan saran berikutnya, makasih udah mau mampir.