28 Apr 2009

kepalsuan

hidupku bukan pabrikan yang berjalan rutin setiap hari,
kau pikir, hanya kau yang menghirup udara di ruangan ini
aku bermetamorfosis dari robot
program adalah musuh,
musuh adalah siapa saja tapi juga bukan siapa-siapa,

aku menyelusup pada tubuh dewi kali,
dengan kebencian ku hancurkan peradaban,
kutiupkan aroma magis kekuasaan,
ahh...harum dan nikmat.

ku lihat bidadari tersesat,
dengan jalan berjingkat-jingkat
putih, hitam tak berdaya,
sang bidadari menunggu fajar,
sesekali kuraba tanduk yang meruncing,
terpicing-picing menghindari temaram bulan,
sebentar lagi aku akan mengoyaknya
pelan-pelan.

14 komentar:

  1. sabar, dan hadapi saja dengan senyum, bukankah hidup untuk selalu mencari pencerahan...

    BalasHapus
  2. suryaden; makasih...tapikan kadang kesabaran orang ada batasnya, sekarangpun masih belajar sabar. makasih ya udah mau mampir.

    sehelai daun; salam kenal juga, makasih.

    BalasHapus
  3. Rutinitas kadang membuat jenuh
    tapi tanpa rutinitas jiwa rasanya juga sepi
    gak ada kegiatan pasti
    yang mengharuskan kita berbuat harus

    BalasHapus
  4. Adalah aku sang bidadari tersesat dalam jiwa baru ini. Hehehe, intermezo ya mbak eden. Terus semangat berkarya. Senang membaca puisi ini. Segala endapan tentang rasa dari kehidupan ini, itu saya sukai.

    BalasHapus
  5. wah, dalam banget maknanya
    salam kenal mbak, jgn lupa dikomen balek

    BalasHapus
  6. wedew bgs bgt, kpn y sayah bs bwt sbagus gt, ajarin donk...

    BalasHapus
  7. makasih itik bali, newsoul, nyubi dan polar...

    polar; jangan kebanyakan muji, aku otodidak...aku tunggu kritik dan saran atau yang lainnya.
    thx

    BalasHapus
  8. Sesungguhnya bukan kesabaran yang ada batasnya, melainkan akal dan hati yang terbatas untuk bisa menilai yang lebih...
    sekedar pemahaman yang ku punya!!!
    tetapi, yach tetap senangatttt...
    aku yakin pasti bisa

    BalasHapus
  9. hallo...
    yach sprti yang byk org blang
    msih byk yg akn membri dorngan dblakang kta, smangttt!!!!

    BalasHapus
  10. kamu memang jago bermain kata,
    aku mencium aroma kebencian / dendam atau apalah itu..di setiap puisi mu..

    teruslah ungkapkan dgn bahasamu sendiri, mngkn inilah 'pembebasan' dirimu pd setiap rutinitas hidupmu..

    sukses buat Linda.
    ^_^

    BalasHapus
  11. wah mbak tisti, aku pandai silat lidah dunk...

    makasih udah mau main ke blog aku, di tunggu kedatangan berikutnya.

    BalasHapus
  12. Kadang aku mau menulis apa untuk mengomentari sebuah tulisan sastra, karena sastra adalah keindahan dan kelembutan tapi juga sebuah kekuatan yang dahsyat untuk merubah hidup, salam

    BalasHapus
  13. Salam kenal, :)
    ditunggu kedatangannya di Blog dot com ku yang Gratis!

    Salam blogger

    BalasHapus