7 Mei 2009

mati rasa

: jawaban atas "Tak Tahu"

sore ini hujan turun,
melebur jadi satu dengan aspal jalanan
melarut bersama debu,
ku hisap dalam rokokku
ku hembuskan gundah dari paru-paru melalui kerongkongan,
sesak, aku tercekat oleh egoku sendiri
makin membuncah...

satu-satu
hari berganti, daun mengering dan
matahari makin lapuk,
hari ini bumi telah berputar ratusan kali
poros bumi terasa begitu panas,
merambah setiap jengkal kebisuan

baru aku tahu makna matamu,
setelah lama terus menerka...
mengapa kau ketuk waktu itu?
kalau saja berkata-kata
sudah sejak lama kubunuh rasa
cukuplah aku meraba-raba,
mulai detik ini!
namamu sudah tercerabut dari akarnya.

3 komentar:

  1. Ada rasa hilang dan pergi, itu pasti. Pada ketercekatan itu, kuharap rasa itu mengalirkan lega di dadamu. Seperti senyum jingga senja memantul di telaga. Pada waktunya, pada putaran asa mengendap rela, akan tiba rasa yang tidak akan tercerabut dari dada. Selamat sore eden, minum teh melati kelihatannya segar sekali sayang, coba deh.

    BalasHapus
  2. and so long good bye...

    hehe..

    BalasHapus
  3. Newsoul; makasih mabk, akan aku coba resepnya.

    jengsri; jengsri selalu di hati...

    gubrik; makasih ya.

    BalasHapus